Sekarang saya akan bercerita mengenai kegagalan-kegagalan yang saya alami selama ini. Walaupun banyak orang yang bangga akan kesuksesannya, namun saya tetap bangga dengan kegagalan yang pernah saya alami. Bukan maksud saya untuk menjelekkan diri saya, justru saya berharap Anda yang membacanya bisa belajar dari kegagalan saya ini.
Masa kecil saya adalah anak ke tiga dari empat bersaudara, dua kakak saya laki-laki dan adik saya satu perempuan. Mungkin saat itu orang tua saya mengharapkan anak ke tiganya adalah perempuan, namun justru saya lahir sebagai laki-laki. Sehingga selisih satu tahun berikutnya lahirlah adik saya perempuan.
Sejak kecil mengenai perlakuan orang tua terhadap saya sangat berbeda dibandingkan saudara-saudara saya yang lain. Sehingga saya pun lebih sering di asuh oleh kakak perempuan dari ayah saya.
Sekolah SD saya jalani biasa-biasa saja bahkan tergolong siswa yang tidak diperhitungkan di sekolah, hanya saja kebetulan ibu saya adalah guru di situ. Saya kelas 1 SD saja belum lancar membaca, sering kalau belajar di rumah , kepala saya dipukul pakai penggaris sama ibu saya karena susah diajarin membaca. Lulus SD saya mendapatkan Nilai Ebtanas Murni (NEM) sangat rendah, dimana NEM saya tidak bisa untuk masuk mendaftar di SMP Negeri, apalagi SMP Negeri yang favorit.
Beruntung ayah saya bisa menitipkan saya di SMP Negeri favorit di kota saya, walaupun dimasukan ke kelas khusus titipan. Selama sekolah di SMP, saya merasa minder sekali, karena rata-rata anak orang kaya dan pandai-pandai. Saya cuma berpikir sekolah saya jalani apa adanya dan yang penting selalu naik kelas.
Selepas SMP saya juga lulus dengan nilai dibawah rata-rata, sehingga saya hanya bisa masuk di SMA Negeri pinggiran saat itu.
Singkat cerita saya masuk kuliah di perguruan tinggi swasta, dan itupun tidak selesai sampai lulus wisuda sarjana. Karena saat pertengahan kuliah saya kena fitnah yang mengharuskan saya menghuni hotel prodeo selama beberapa waktu, dan selepas dari hotel prodeo saya merasa malas untuk melanjutkan kuliah.
Sejak saya tidak lagi kuliah, kehidupan saya tanpa tujuan dan tidak memiliki visi apapun. Yang saya lakukan adalah berpindah-pindah tempat hanya untuk menghilangkan kesuntukan saya karena drop out kuliah, pekerjaan pun saya tidak punya. Ke mana kaki melangkah itulah yang saya ikuti, kehidupan mengalir begitu saja.
Dari perjalanan itu saya mulai berkenalan dengan banyak orang dan berbagai macam usaha, dan dengan bekal kepercayaan dari saudara ipar kakak, saya mendapatkan pinjaman modal untuk usaha kayu. namun di tengah perjalanan saya di tipu rekan bisnis yang akhirnya uang modal habis dan saya tidak bisa mengembalikan uang modal pinjaman.
Kuliah gagal, bisnis pertama dengan modal pinjaman gagal. Kemudian saya nekat menikah walau tanpa pegangan uang sedikitpun. Istri saat itu masih kuliah dan support dana total dari mertua yang kebetulan sangat baik. Saya pun sempat beberapa kali bekerja , di developer, di penggergajian kayu, sopir pribadi, di pabrik kayu dan pernah bekerja sebagai pengawal pribadi seorang wanita pengusaha kaya.
Semua itu saya jalani dan tidak ada satu barang pun yang bisa saya banggakan, karena penghasilan saya hanya cukup untuk keperluan pribadi. Sampai pada akhirnya istri selesai kuliah, saya mendapatkan pinjaman modal dari mertua untuk berdagang.
Saya dan istri membuka toko dan berdagang, yang selama 3 tahun berkembang dengan pesat dengan omzet yang besar. Jaringan saya waktu itu hampir mencapai seribu orang. Namun karena saya adalah orang yang mudah tergoda dan merasakan kenikmatan limpahan rejeki, saya jadi lupa diri. Saya tidak lagi peduli dengan usaha dan rumah tangga. Karena saya sudah menjadi orang yang sombong, sehingga setiap hari saya dan istri selalu bertengkar. Inilah kegagalan hubungan rumah tangga saya.
3 tahun berjalan usaha saya mendapatkan support tambahan dari beberapa bank, usaha semakin meningkat, namun tabiat saya yang keras kepala, menjadikan usaha saya di tahun ke lima bangkrut total. Hutang menumpuk, harta benda sirna dan hidup dalam kecemasan karena dikejar para penagih hutang. Inilah kegagalan usaha saya karena saya salah dalam bersikap.
Namun semua itu adalah pelajaran yang sangat berharga yang saya dapatkan, saya mulai berubah, saya banyak membaca buku-buku positif, saya banyak bergaul dengan orang-orang sukses.
Untuk melamar pekerjaan, jelas saya sudah tidak mungkin, sehingga yang saya lakukan adalah berkumpul dengan teman-teman yang sukses, serta selalu bersikap sebagai pendengar. Dari seluruh kegagalan yang telah saya alami, ada terbersit rasa bangga di dalam diri saya, yaitu saya telah mengalami banyak kegagalan yang parah dibandingkan rekan seusia saya.
Dari semua kegagalan itu, dan sikap keras kepala itu, untuk bangkit kembali membutuhkan waktu yang lumayan panjang. Dan yang saya lakukan adalah merubah diri saya untuk menjadi lebih baik lagi. Pertama kali yang saya lakukan untuk merubah diri adalah saya saring keinginan beberapa teman sukses lain tentang kebutuhan utama tentang mencari partner kerja. Rata-rata orang sukses mencari partner kerja yang jujur. Kalau dari segi kejujuran, saya sangat percaya diri ,karena saya terdidik dari keluarga yang mengutamakan kejujuran dan kesederhanaan.
Kemudian kebutuhan yang berikutnya adalah orang yang selalu berpikir , bisa menelurkan banyak ide bisnis. Sehingga dari ide yang muncul, diolah dan di pelajari agar bisa menjadi sesuatu usaha yang menguntungkan.
Jadi hanya dengan modal jujur dan selalu berpikir, saya bisa menjalankan usaha , tanpa modal uang sedikitpun yang saya keluarkan. Karena modal uang semua dibantu oleh rekan-rekan yang punya kelebihan uang namun kekurangan ide.
Banyak orang yang bercerita tentang kesuksesan, namun saya lebih bangga untuk bercerita kegagalan saya.Agar yang membaca tulisan saya ini dan kebetulan orang yang gagal bisa lebih semangat kembali.
Orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, melainkan orang yang bisa dan mampu bangkit kembali setiap kali mereka jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar